MAKALAH
BOLA BASKET, KEBUGARAN JASMANI, LEMPAR CAKRAM
Disusun oleh
SITKA
VERANDA
XI
IPS 5
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 CILEUNYI
JALAN PENDIDIKAN NOMOR 6 DESA CIBIRU WETAN KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG
TELP. (O22) 7805592
2014
JALAN PENDIDIKAN NOMOR 6 DESA CIBIRU WETAN KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG
TELP. (O22) 7805592
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya Kami bisa
menyelesaikan Makalah Pembelajaran Pembahasan Olahraga “Bola Basket, Kebugaran
Jasmani, dan Lempar Cakram”
Penyusunan makalah
ini dilakukan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Diharapkan semua
yang membacanya dapat memahami tentang topik tersebut. Makalah ini jauh dari
sempurna, Kami berharap Anda dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata Kami
ucapkan Terima Kasih kepada guru mata pelajaran Olahraga Ibu Elly Miryani
Saputri S,Pd. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Bagi
teman-teman yang membacanya, semoga memberi manfaat dan menambah ilmu dan
wawasan.
Cileunyi,
10 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
|
|
|
Hal
|
|
Kata Pengantar
....................................................................
|
i
|
|
|
Daftar Isi
...............................................................................
|
ii
|
|
|
|
|
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
|
|
|
1.1
|
Latar Belakang
.....................................................................
|
1
|
|
1.2
|
Rumusan Masalah ...............................................................
|
1
|
|
1.3
|
Tujuan
..................................................................................
|
1
|
|
|
|
|
|
|
BAB II
PEMBAHASAN
|
|
|
2.1
|
Bola Basket
|
|
|
|
A.
Pengertian .................................................................
|
2
|
|
|
B.
Sejarah
......................................................................
|
2-3
|
|
|
C.
Lapangan, Waktu, dan Pemain
.................................
|
3
|
|
|
D.
Peraturan Permainan ................................................
|
4-5
|
|
|
E.
Teknik Dasar Permainan
...........................................
|
5-8
|
|
|
F.
Teknik Permainan Profesional
..................................
|
9
|
|
|
|
|
|
2.2
|
Kebugaran Jasmani
|
|
|
|
A.
Pengertian ................................................................
|
10
|
|
|
B.
Konsep
.....................................................................
|
11
|
|
|
C.
Manfaat Latihan
........................................................
|
12-14
|
|
|
D.
Komponen ................................................................
|
15-17
|
|
|
|
|
|
2.3
|
Lempar Cakram
|
|
|
|
A.
Sejarah
......................................................................
|
18
|
|
|
B.
Sejarah di Indonesia
.................................................
|
19
|
|
|
C.
Panjang Lengan
........................................................
|
20
|
|
|
D.
Lempar Cakram
........................................................
|
21-22
|
|
|
E.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
..............
|
23-24
|
|
|
F.
Pengaruh Panjang Tangan ......................................
|
25
|
|
|
|
|
|
|
BAB III
PENUTUP
|
|
|
3.1
|
Kesimpulan
.........................................................................
|
26
|
|
3.2
|
Saran
..................................................................................
|
26
|
|
|
|
|
|
|
Daftar Pustaka
.....................................................................
|
27
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bola basket adalah olahraga bola
berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang
yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola
basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga
tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola
basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak
menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.
Bola basket adalah salah satu
olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan
penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain diAmerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania,
dan juga di Indonesia.
Kebugaran
jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami
kelahan yang berarti dan
masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
Lempar
Cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang
menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan
lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
2.2 Rumusan Masalah
1. Apa Permainan Bola Basket itu?
2. Apa Kebugaran Jasmani itu?
3. Apa Permainan Lempar Cakram itu?
2. Apa Kebugaran Jasmani itu?
3. Apa Permainan Lempar Cakram itu?
2.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang Permainan bola
besar yaitu Basket
2. Mengetahui tentang Kebugaran Jasmani
3. Mengetahui tentang Permainan Olahraga Lempar Cakram
2. Mengetahui tentang Kebugaran Jasmani
3. Mengetahui tentang Permainan Olahraga Lempar Cakram
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Bola Basket
A. Pengertian
Bola
basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim
beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin
dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok
untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya
memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah
dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain
ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.
Bola basket adalah salah satu
olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan
penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain diAmerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania,
dan juga di Indonesia.
B. Sejarah
Basket dianggap sebagai olahraga
unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada
tahun 1891, Dr. James Naismith,
seorang guru Olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah
perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat
Kristen) di Springfield, Massachusetts,
harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa
pada masa liburan musim dingin di New England.
Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di
Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola
basket pada 15 Desember 1891.
Menurut cerita, setelah menolak
beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk
dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa
peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang
olahraga, dan meminta para siswa untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.
Pertandingan resmi bola basket yang
pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr.James
Naismith. Basket adalah sebutan yang diucapkan oleh salah seorang muridnya.
Olahraga ini pun segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatik
ditempatkan di seluruh cabang di Amerika Serikat. Pertandingan demi
pertandingan pun dilaksanakan di seluruh kota-kota negara bagian Amerika Serikat.
Pada awalnya, setiap tim berjumlah
sembilan orang dan tidak ada dribble, sehingga bola hanya dapat berpindah
melalui lemparan. Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan
dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith.
C. Lapangan, Waktu, dan Pemain Bola Basket
Lapangan bola basket berbentuk
persegi panjang dengan dua standar ukuran, yakni panjang 28,5 meter dan lebar
15 meter untuk standar National Basketball Association dan
panjang 26 meter dan lebar 14 meter untuk standar Federasi Bola Basket Internasional. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket
memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.
Jumlah pemain dalam permainan bola basket
adalah 5 orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit
dalam permainan bola basket adalah 2 orang. Wasit 1 disebut Referee sedangkan
wasit 2 disebut Umpire.
Waktu permainan 4 X 10 menit. Di
antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit.
Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan
waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat
selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5 detik.
Keliling bola yang digunakan dalam
permainan bola basket adalah 75 cm – 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 –
650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan,
maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 – 1,40 meter.
Panjang papan pantul bagian luar
adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20 meter.
Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan
pantul bagian dalam adalah 0,45 meter.
Jarak lantai sampai ke papan pantul
bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah
sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu
0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1
meter.
Panjang garis tengah lingkaran pada
lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter.
Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang
garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.
D. Peraturan Permainan Bola Basket
Aturan dasar pada permainan Bola
Basket adalah sebagai berikut:
- Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
- Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
- Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
- Bola harus dipegang di dalam atau di antara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
- Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa diskualifikasi pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
- Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
- Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
- Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
- Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
- Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
- Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
- Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
- Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
E. Teknik Dasar Permainan Bola Basket
1. Passing dan Catching
Passing berarti mengoper, sedangkan
catching artinya menangkap. Setiap pemula harus belajar mengenai cara mengoper
dan menangkap bola dengan temannya. Ingat, kemampuan mengoper dan menangkap
harus sama baiknya, tidak boleh hanya mahir sebagian. Dalam passing terdapat
beberapa teknik antara lain :
a. Chest pass (operan setinggi dada)
Operan ini dimulai dari memegang
bola di depan dada, kemudian bola dilempar lurus dengan telapak tangan ke
arah luar.
b. Bounce pass (operan pantul)
Sama dengan chest pass, bedanya
hanya lemparan diarahkan ke lantai, usahakan titik pantulnya berada di 3/4
jarak dari pengoper bola.
c. Overhead pass (operan diatas
kepala)
Operan dilakukan dengan kedua tangan
berada di atas. Penerima bola juga menangkap dengan posisi tangan di atas.
d. Baseball pass
Operan ini dilakukan di
atas/belakang kepala, bertujuan agar passing melambung dan melewati lawan.
Operan jarak jauh yang dilakukan biasanya lebih dari setengah panjang lapangan.
Operan ini tidak terlalu akurat namun berguna pada fast break.
e. Behind the back pass
Teknik gerakan behind the back pass
merupakan gerakan yang rumit untuk para pemula. Butuh latihan tekun dan
berulang-ulang untuk bisa melakukan gerakan ini dengan baik dan benar. Operan
ini sekarang sudah menjadi senjata menyerang yang umum. Keunggulan umpan ini
yaitu lawan tidak mengetahui sasaran yang ingin dituju.
2. Dribbling (menggiring bola)
Prinsip dalam mengajarkan teknik
dribble antara lain:
- Kontrol pada jari-jari tangan
- Mempertahankan tubuh tetap rendah
- Kepala tegak
- Melatih kedua tangan agar sama-sama memiliki dribble yang bagus
- Lindungi bola (protect the ball)
Macam-macam dribble :
a. Change of pace dribble
Dribble ini adalah yang paling umum
dalam bola basket dan digunakan untuk membuat pemain bertahan berfikir bahwa
pelaku dribble akan memperlambat atau mempercepat tempo dribble.
b.Low or control dribble
Dribble ini dilakukan setiap kali
pemain dijaga dengan ketat. Tipe dribble ini digunakan untuk menjaga bola agar
tetap rendah dan terkontrol. Bola didribble di sisi tubuh, jauh dari pemain
bertahan. Telapak tangan yang mendribble bola diusahakan agar tetap berada di
atas bola.
c. High or speed dribble
Ketika pemain berada di lapangan
terbuka dan harus bergerak secepatnya dengan bola, maka ia akan menggunakan
dribble ini. Ketika berlari dengan cepat, pemain akan mendorong bola di
depannya dan membiarkan bola melambung ke atas setinggi pinggulnya. Tangan yang
mendribble tidak berada di atas bola, melainkan di belakang bola.
d. Crossover dribble
Crossover dribble adalah gerakan
memindahkan bola dari tangan yang satu ke arah tangannya yang lain. Gerakan ini
sangat bagus untuk memperdaya pemain bertahan. Namun bola bisa dicuri bila
dribble tidak dilakukan dengan baik, karena posisi bola tidak terjaga.
e. Behind the back dribble
Jenis dribble ini digunakan ketika
pemain mengganti arah supaya terbebas dari pemain bertahan. Bola digerakkan
dari satu sisi tubuh ke sisi tubuh yang lain dengan mengayunkannya di belakang tubuh.
f. Between the legs dribble
Dribble ini adalah cara yang cepat
untuk memindahkan bola dari satu tangan ke tangan yang lain melewati sela kaki.
Digunakan ketika pendribble bola dijaga dengan ketat atau ingin mengganti arah.
g. Spin dribble
Dribble ini dilakukan untuk
mengganti arah dan memantulkan bola dari satu tangan ke tangan yang lain ketika
dijaga dengan ketat. Dribble ini harus dilakukan dengan cepat. Saat dribble,
dorong bola ke lantai dan berputar mengelilingi pemain bertahan.
3. Shooting (menembak bola kearah keranjang)
a. Set shoot
Tembakan ini jarang dilakukan pada
permainan biasa. Karena jika penembak tidak melompat, maka tembakannya akan
mudah dihalangi. Umumnya tembakan ini dilakukan saat lemparan bebas atau bila
memungkinkan untuk menembak tanpa rintangan (free throw).
b. Lay-up shoot
Lay-up dilakukan di akhir dribble.
Pada jarak beberapa langkah dari ring, penggiring bola secara serentak
mengangkat tangan dan lutut ke atas ketika melompat ke arah keranjang.
c. Jump shoot
Tembakan ini sering dilakukan saat
pemain menyerang tidak bisa mendekati keranjang. Tembakan ini sangat sulit
dihalangi karena dilakukan pada titik tertinggi lompatan vertical penembak.
4. Cara Berputar (Pivot)
Pivot adalah gerakan memutar badan
dengan menggunakan salah satu kaki sebagai poros putaran (setelah kita menerima
bola). Ada tiga alternatif gerakan yang bisa dilakukan:
a.Pivot kemudian dribble (membawa
bola)
b.Pivot kemudian passing (melempar
bola)
c.Pivot kemudian shooting
(menembakan bola)
5. Jump Stop
Jump stop merupakan sebuah gerak
berhenti terkendali dan dengan menggunakan dua kaki. Jump stop bisa digunakan
pemain penyerang untuk memantapkan kaki yang akan dipakai untuk pivot (poros),
menghindari traveling, dan mempertahankan keseimbangan tubuh dengan baik.
6. Rebound
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
saat rebound yaitu make contact, box out, dan jump to the ball. Dalam era
basket modern sekarang ini diperlukan gerakan rebound dalam suatu pertandingan.
Apabila sebuah tim tidak mempunyai keinginan untuk melakukan defensive rebound
maupun offensive rebound, dapat dipastikan tim itu akan kehilangan banyak
kesempatan kedua untuk melakukan score pada saat pertandingan.
F. Teknik Permainan Bola Basket
Profesional
Fade away adalah tehnik yang
mendorong badan kebelakang saat melakukan shoot, sehingga menyulitkan defender
untuk menghadang bola. tehnik ini lumayan susah dilakukan buat pemain yang baru
belajar basket. Bila keseimbangan badan tidak terjaga bisa-bisa terpelanting
dan jatuh kebelakang. Pemain NBA yang sering memakai teknik ini adalah sang
legenda basket seperti Michael Jordan dan Kobe Bryant.
Hook adalah teknik yang sangat
efektif bila pemain dijaga oleh orang yang lebih tinggi dari pemain. Yaitu cara
menembak dari samping dengan satu tangan. Jadi jarak antara orang yang
menghadang dan pemain bias agak jauh. Belakangan tehnik ini sering dipakai oleh
Rony Gunawan Satria Muda Britama waktu melawan Garuda Bandung di Final 2009,
dan keakuratan mencapat 80%.
Teknik yang butuh lompatan tinggi,
dan akurasi tembakan yang bagus. Yaitu dengan melompat dan melakukan tembakan
yang liar dan sulit untuk di gagalkan.
merupakan cara dribble dengan cara
memantulkan bola dari tangan kiri ke tangan kanan atau sebaliknya. biasanya
teknik sudah banyak di improvisasi dengan cara memantulkan bola di antara celah
kaki (kebanyakan pemain internasional sudah menggunakan teknik ini) atau
belakang kaki (yang paling sering menggunakan teknik ini adalah Jamal Crawford
– Atlanta Hawks)
Slamdunk adalah salah satu teknik
yang paling populer. Sebenarnya cukup simpel, yaitu hanya memasukkan bola
secara langsung ke ring dan menghempaskan tangan ke ring basket. Walaupun
simpel, tapi untuk orang dengan tinggi 171 cm slam seperti ini hampir mustahil
untuk dilakukan karena lompatannya tidak cukup tinggi.
2.2 KEBUGARAN JASMANI
A. Pengertian Kebugaran Jasmani
Kebugaran
jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami
kelahan yang berarti. Hal ini hampir sama dengan pengertian kebugaran jasmani
yang dikemukakan oleh Sudarno (1992:9) bahwa kebugaran jasmani
adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik
dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki
cadangan tenaga baik untuk mengatasi cadangan mendadak maupun yang darurat.
Pengertian
kebugaran jasmani menurut Prof. Sutarman adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik
dan kebugaran yang menyeluruh (total fitness) yang member kesanggupan kepada
seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri
pada tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak. Sedangkan Prof.
Soedjatmo Soemowardoyo menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan
tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap
lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik
dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Secara umum pengertian
kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari
hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai
cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
B.
Konsep
Kebugaran Jasmani
Dengan
jasmani yang bugar,
hidup menjadi semangat dan menyenangkan.
Kebugaran jasmani tidak hanya menggambarkankesehatan, tetapilebih merupakan cara
mengukur individu melakukan kegiatannya sehari-hari.Ada 3 hal penting dalam
kebugaran jasmani, yaitu :
a)
Fisik, berkenaan dengan otot, tulang, dan bagian lemak.
b) Fungsi Organ, berkenaan dengan efisiensi
sistem jantung, pembuluh darah, dan pernapasan (paru - paru).
c) Respon
Otot, berkenaan dengan kelenturan, kekuatan, kecapatan, dan kelemahan.Berdasarkan konsep
kebugaran jasmani tersebut, maka kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk setiap orang
sangat berbeda, tergantung dari sifat tantangan fisik
yang dihadapinya. Contohnya, seorang kuli yang setiap hari bekerja memanggul barang-barang berat, maka ia harus
memiliki kekuatan otot, anaerobic power, dayatahan, dan sebagainya yang lebih
baik daripada seorang pekerja kantor. Pekerjakantor tidak banyak menguras
tenaga, ia hanya membutuhkan buku-buku dari mejake rak buku atau menekan tombol
keyboard computer.
Dengan
demikian tingkatkebugaran jasmani yang merekan miliki dan mereka butuhkan
sangat berbeda. Kerjafisik ataupun latihan dalam jangka pendek misalnya kurang
dari 5 menit, belummutlak memerlukan pembakaran dengan terus berlangsung
melalui pembakarandengan oksigen.
Dengan
demikian, jantung, peredaran darah, dan paru-paru (alatpernapasan) harus giat
bekerja untuk menyalurkan oksigen ke bagian-bagian tubuhyang aktif bekerja.
Jadi, gerak kerja ataupun latihan yangcukup lama sebenarnyamendorong kerja
jantung, peredaran darah, dan paru-paru sehingga dapatmenghasilkan perubahan ke
arah yang lebih baik dari keadaan daya tahan tubuh,terutama jantung.Adapun
perubahan-perubahan tersebut dinamakan “efek latihan”. Efek latihan itu antara lain :
1.
Alat-alat pernapasan bertambah kuat
sehingga memungkinkan aliran udara yang cepat kedalam dan keluar paru-paru
2.
Kerja jantung bertambah kuat dan efisien untuk dapat memompakan lebih
banyakdarah yang mengandung oksigen pada tiap denyutan.
3.
Peredaran darah menjadi lancar sehingga unsure-unsur gizi makanan dapatdengan
mudah disuplai ke seluruh jaringan tubuh
4.
Tegangan (tonus) otot di seluruh tubuh meningkat sehingga menjadi lebih kuat.
C. Manfaat
Latihan Kebugaran Jasmani
1. Menurunkan
Berat Badan dan Mencegah Obesitas
Selain
karena zat-zat makanan atau energi berlebih yang tertimbun di dalam tubuh,
kegemukan dan obesitas juga bisa terjadi karena tubuh kurang beraktivitas. Itu
sebabnya, olahraga merupakan salah satu cara untuk menggerakan tubuh dalam
upaya menurunkan berat badan atau menjaga berat badan agar tidak gemuk, apalagi
obesitas.
2.
Mencegah
Penyakit Jantung
Ketika
tubuh berolahraga, aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan dari seluruh
tubuh ke jantung menjadi lebih cepat daripada saat tubuh diam. Pada saat itu,
otot-otot jantung berkontraksi dengan baik. Semakin sering otot jantung dilatih
(dengan olahraga), semakin baik pula kinerjanya. Itu artinya, jantung akan
terhindar dari berbagai macam penyakit (seperti stroke, serangan jantung,
jantung koroner, atau yang lainnya).
3.
Mencegah
dan Mengatur Penyakit Diabetes
Pada
penyakit diabetes tipe 2, kelainan pada insulin kebanyakan terjadi akibat
kegemukan dan obesitas. Jadi, agar tubuh terhindar dari penyakit diabetes tipe
2, hindarilah kegemukan danobesitas.
4.
Meningkatkan
Kualitas Kehidupan Seksual
Saat
kita terbiasa berolahraga, segala bentuk metabolisme tubuh akan berada pada
tingkat yang optimal. Termasuk juga dengan sistem hormon, salah satunya sistem
hormon seksual. Perlu diingat, berhubungan seksual juga termasuk olahraga. Hal
ini karena pada saat berhubungan seksual, membakar banyak sekali kalori yang
ada di dalam tubuh.
5.
Menurunkan
Tekanan Darah Tinggi
Tekanan
darah tinggi bisa terjadi akibat adanya gangguan kesehatan, termasuk penyakit
jantung koroner, stroke, dan gagal jantung. Oleh karena itu, untuk
menghindarinya perlu dihindari juga penyakit-penyakit penyebabnya. Olahraga
mampu menghindarkan diri dari berbagai penyakit jantung dan tekanan darah
tinggi.
6.
Menambah Kepintaran
Otak
yang pintar adalah otak yang sirkulasi oksigennya lancar. Olahraga mampu
melancarakan sirkulasi oksigen ke otak. Itu sebabnya, olahraga mampu menjauhkan
Anda dari penyakit-penyakit yang melemahkan kerja otak (seperti pikun dan Alzeimer).
Dengan kata lain, olahraga akan membuat Anda senantiasa pintar.
7.
Memberi
Banyak Energi
Anda
tentu heran dengan manfaat yang satu ini. Bagaimana mungkin olahraga yang
justru mengeluarkan energi bisa memberi Anda banyak energi? Maksud kalimat di
atas sebenarnya mengacu kepada efek setelah Anda berolahraga. Jika tubuh rutin
berolahraga, Anda akan bisa tidur nyenyak; berpikir jernih; terhindar dari
stres; dan berbagai hal lain yang bisa menguras energi. Ini sama saja
memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi banyak energi.
8.
Mengurangi
LDL dan Menaikkan HDL
Dalam
suatu penelitian disebutkan bahwa jalan kaki atau jogging selama 24 hingga 32
km per minggu mampu menurunkan "lemak jahat" (LDL = Low Density
Lipoprotein) dan menaikkan "lemak baik" (HDL = High Density
Lipoprotein).
9.
Menurunkan
Gejala Depresi Ringan dan Kegelisahan
Saat
berolahraga, tubuh Anda akan merasa rileks. Hal ini tentu saja mempengaruhi
depresi. Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa salah satu penanganan terhadap
orang-orang yang mengalami depresi ringan adalah diberi latihan olahraga.
10. Menurunkan
Risiko Kanker Tertentu
Dalam
suatu penelitian dikatakan bahwa ternyata olahraga dapat menurunkan tingkat
risiko kanker tertentu sebesar 30%. Kanker tersebut misalnya saja kanker kolon
(usus besar), kanker payudara, kanker paru-paru, dan multiple myeloma (sumsum tulang)
11. Melindungi
dari Osteoporosis
Para
ahli berpendapat bahwa anak-anak yang banyak bergerak (aktif) akan memiliki
tulang yang kuat. Sehingga, mereka terhindar dari risiko osteoporosis
(pengeroposan tulang) ketika sudah dewasa.
12. Meningkatkan
Citra Diri dan Rasa Percaya Diri
Dalam
suatu jurnal psikologi disebutkan bahwa sekecil apa pun olahraga bisa
meningkatkan citra diri dan rasa percaya diri pada pelakunya.
13. Meningkatkan
Mood
Jika
anda sedang mengalami kejenuhan atau bete, olahraga adalah salah satu cara yang
bisa mengilangkannya. Sebuah studi mengatakan bahwa olahraga aerobic dapat
mengurangi ketegangan dan membuat Anda semangat lagi.
14. Membuat
Awet Muda
Jika
Anda melihat artis Minati Atmanegara, pernahkah Anda penasaran dengan usianya?
Di tahun 2011 ini dia berusia 52 tahun. Akan tetapi, jika dilihat dari
fisiknya, dia bak seorang ibu yang baru berusia 35 tahun. Hal ini tentu saja
karena dia rajin berolahraga. Olahraga membuatnya tampak awet muda.
15. Membuat
Anak-anak Selalu Aktif
Dalam
suatu penelitian diungkapkan bahwa ternyata orangtua yang rajin berolahraga
membuat anak-anaknya selalu aktif dan ceria.
D. Komponen
Kebugaran Jasmani
1.) Kekuatan
(Streght)
Kekuatan
adalah kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
Kekuatan otot dapat diraih dari latihan dengan beban berat dan frekuensi
sedikit. Kita dapat melatih kekuatan otot lengan dengan latihan angkat beban,
jika beban tersebut hanya dapat diangkat 8-12 kali saja. Contoh latihannya
adalah sebagai berikut:
squat jump, melatih kekuatan otot
tungkai dan otot perut.
push up, melatih kekuatan otot
lengan.
sit up, melatih kekuatan otot perut.
angkat beban, melatih kekuatan otot
lengan.
back up, melatih kekuatan otot
perut.
2.) Daya tahan
(Endurance)
Daya
tahan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru,
dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja
secara terus menerus. Dengan kata lain berhubungan dengan sistem aerobik dalam
proses pemenuhan energinya.
Latihan
untuk melatih daya tahan adalah kebalikan dari latihan kekuatan. Daya tahan
dapat dilatih dengan beban rendah atau kecil, namun dengan frekuensi yang
banyak dan dalam durasi waktu yang lama. Contoh latihan untuk daya tahan:
lari 2,4 km.
lari 12 menit.
lari multistage.
angkat beban dengan berat yang
ringan namun dengan repetisi dan set yang banyak.
lari naik turun bukit.
3.) Daya Otot
(Muscular Power)
Daya
otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang
dikerahkan dalam waktu sepemdek-pendeknya. Dengan kata lain berhubungan dengan
sistem anaerobik dalam proses pemenuhan energinya. Daya otot dapat disebut juga
daya ledak otot (explosive power).
Latihan
yang dapat melatih daya ledak otot adalah latihan yang bersifat cepat atau berlangsung secepat
mungkin. Contohnya:
vertical jump (meloncat ke atas),
melatih daya ledak otot tungkai.
front jump (meloncat ke depan),
melatih daya ledak otot tungkai.
side jump (meloncat ke samping),
melatih daya ledak otot tungkai.
4.) Kecepatan
(Speed)
Kecepatan
merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam
bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan sangat dibutuhkan
dalam olahraga yang sangat mengandalkan kecepatan, seperti lari pendek 100 m
dan lari pendek 200 m.
Kecepatan dalam hal ini lebih
mengarah pada kecepatan otot tungkai dalam bekerja. Contoh latihannya adalah
lari cepat 50 m
lari cepat 100 m
lari cepat 200 m
5.) Daya
lentur (Flexibility)
Daya
lentur adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Contoh latihannya:upperr Body
Flexibility Exercises
6.) Kelincahan
(Agility)
Kelincahan
adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, dari depan ke
belakang, dari kiri ke kanan atau dari samping ke depan. Olahraga yang sangat
mengandalkan kelincahan misalnya bulu tangkis.
Kelincahan dapat dilatih dengan lari
cepat dengan jarak sangat dekat, kemudian berganti arah. Contoh latihannya
adalah
lari zig-zag
lari bolak-balik 5 m
lari bolak-balik 10 m
lari angka 8
kombinasi lari bolak-balik dengan
lari zig-zag
7.) Koordinasi
(Coordination)
Koordinasi
adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda ke
dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Contoh latihannya:
memantulkan bola tenis ke tembok
dengan tangan kanan kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kiri memantulkan bola tenis ke tembok
dengan tangan kiri kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kanan. melempar ke atas bola tenis dengan
tangan kanan, kemudian menangkap kembali dengan tangan kiri melempar ke atas bola tenis dengan
tangan kiri, kemudian menangkap kembali dengan tangan kanan
8.)
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan
merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot sehingga
dapat mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan benar. Senam merupakan
salah satu cabang olahraga yang sangan mengandalkan kesimbangan. Contoh
latihannya adalah
berjalan di atas balok kayu selebar
10 cm, sepanjang 10 m
berdiri dengan satu kaki jinjit
tubuh membentuk kapal-kapalan
sikap lilin
berdiri dengan tangan sebagai
sandaran tubuh.
9.) Ketepatan
(Accuracy)
Ketepatan
adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu
sasaran. Sepak bola dan bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan
ketepatan yang baik untuk memasukkan bola ke gawang dengan kaki dan memasukkan
bola kek keranjang dengan tangan. Contoh latihannya:
melempar bola tenis ke tembok,
sebelumnya tembok telah diberi sasaran
untuk lebih spesifik pada cabang
bola basket adalah dengan latihan memasukkan bola ke keranjang tepat di bawah
ring
untuk sepak bola dengan latihan
menendang bola ke gawang yang dijaga oleh seorang penjaga gawang
10.) Reaksi (Reaction)
Reaksi
adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi
rangsangan yang ditimbulkan lewat indera. Contoh latihannya:
menangkap bola tenis yang dilempar
ke kanan dan ke kiri oleh orang lain
2.3 LEMPAR CAKRAM
A. SEJARAH LEMPAR CAKRAM
Berdasarkan cacatan sejarah bahwa lempar
cakram adalah salah satu nomor atletik, hal ini dapat kita ketahui dari
buku karangan Homerus yang berjudul “Odyssy” pada zaman purba.
Dalam buku Odyssy tersebut
menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat
dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah.
Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal.
Mereka melakukan gerakan jalan,
lari, lompat dan lempar semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari efiiensi jasmaninya. Mereka
yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas
melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang
buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, ,manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.
Jadi sejak zaman prasejarah, ,manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.
Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik
is a moerder der sporten” yang artinya atletik adalah induk dari semua cabang
olahraga. Meskipun gerakan dasar atletik ini telah dikenal sejak adanya
manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk lempar cakram yang pernah
dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000
tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang
ditulis oleh Homeros.
Dalam buku ini juga Homeros
menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika Odysseus terdampar
disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama
Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan
yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian perlombaan.pemuda-pemuda
Phaeacia yang mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat,
tinju, dan lempar cakram.
Setelah rangkaian ini selesai, raja
Aleinaus minta agar Odysseus menberikan demotrasi lempar cakram. Semula
Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan agar
pumuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna,
maka permintaan raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang
terbuat dari logam itu, Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian
masuk gelanggang mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis
melempar cakram itu,cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai
atlet-atlet dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24).
Dari kutipan buku ini yakin bahwa
bangsa Yunani purba telah mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari,
lompat, dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal sampai
sekarang ini.
B. Sejarah Lempar Cakram di Indonesia
Berbicara masalah lempar cakram di
Indonesia, kita tidaik bisa pisahkan dengan sejarah atletik. Karena lempar
cakram adalah nomor atau bagian dari atletik. Jadi di Indonesia atletik
termasuk lempar cakram dikenal lewat bangsa Belanda yang setengah abad lamanya
menjajah Negeri Indonesia. Namun demikian atletik termasuk lempar cakram ini
tidak dikenal secara luas.
Kemudian pada zaman pendudukan
Jepang mulai awal tahun 1942-1945 kegiatan keolahragawan mengalami perkembangan.
Hal ini dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan
melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik termasuk
lempar cakram. Tetapi semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh
bangsa Indonesia itu hanya untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam
usaha memenangkan perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3).
Kemudian setelah Indonesia merdeka
perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin meluas bahkan setiap orang
diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik termasuk lempar
cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37).
Dari penjelasan sejarah atletik
diatas, maka dalam bab ini penulis akan menguraikan hal-hal sebagai berikut :
- Panjang lengan
- Lempar cakram
- Pengaruh panjang lengan terhadap prestasi lempar cakram
C.
Panjang Lengan
Panjang lengan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya lempar cakram, karena panjang lengan akan memungkinkan dalam pencapaian prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H. P. 1985 : 8).
Panjang lengan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya lempar cakram, karena panjang lengan akan memungkinkan dalam pencapaian prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H. P. 1985 : 8).
Disamping panjang lengan, dapat juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekuatan. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang mengatakan bahwa kekuatan lengan adalah kemampuan kelompok
otot-otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan
aktivitas (Drs. Soeharno H. P. 1985 : 224),
Standar yang digunakan untuk
mengukur panjang lengan menggunakan meteran baja (Antropometer) yang diukur
melalui pangkal persendian bahu yang paling atas sampai ujung jari tengah. Hal
ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa lengan adalah anggota gerak
bagian atas mulai dari gelang bahu sampai ujung jari (Soedarminta, 1994 : 108).
Berdasarkan pendapat diatas, maka
hasil pengukuran dapat dibaca sesuai dengan apa yang tertera pada alat ukur.
Siswa yang memiliki panjang lengan diatas rata-rata maka dianggap sebagai siswa
berlengan panjang, sedangkan siswa yang memiliki panjang lengan dibawah
rata-rata diangggap sebagai siswa yang berlengan pendek.
Untuk cabang olahraga atletik
khususnya nomor lempar cakram, apabila ada seseoarang yang memiliki lengan
panjang kecenderungan akan berpengaruh pada jauhnya lemparan jika didukung oleh
kekuatan otot yang baik bila dibandingkan seseorang yang memiliki lengan
pendek.
D. LEMPAR CAKRAM
Ada beberapa hal mengenai lempar
cakram yang akan diuraikan sebagai berikut :
- Pengetian lempar cakram
- Tehnik-tehnik lempar cakram
- Peraturan dalam lempar cakram
1. Pengertian
lempar cakram
Untuk memahmi pengertian lempar cakram, terlebih dahulu kita memahami pemgertian lempar cakram. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).(W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584).
Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51).
Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
Untuk memahmi pengertian lempar cakram, terlebih dahulu kita memahami pemgertian lempar cakram. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).(W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584).
Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51).
Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
2. Teknik-teknik Lempar Cakram
a. Cara memegang cakram
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar yang tidak kidal) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
b. Ada dua gaya dalam lempar cakram
• Gaya samping
Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.
• Gaya belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
a. Cara memegang cakram
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar yang tidak kidal) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
b. Ada dua gaya dalam lempar cakram
• Gaya samping
Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.
• Gaya belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
3. Peraturan dalam
lempar cakram
Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi dalam balok. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final). Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final.
Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi dalam balok. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final). Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final.
Lingkaran lemparan tersebut terbuat
dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai. Bagian atasnya dipasang rata
dengan tanah diluarnya. Bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau bahan lain
yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus datar lebih
rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran.
Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran.
Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi Lempar Cakram
a.
Faktor internal atau dari dalam atlet
1. Kesehatan fisik
dan mental yang baik
Kita sebagai manusia terbentuk dari unsur jasmani dan rohani, keduanya memegang peranan penting dan tidak dapat dipisah satu dengan yang lainnya karena saling mempengaruhi. Apabila fisik terganggu oleh suatu penyakit maka faktor fsikispun ikut terganggu. Oleh karena itu kesehatan fisik harus selalu dijaga agar tetap dalam keadaan sehat.
Kita sebagai manusia terbentuk dari unsur jasmani dan rohani, keduanya memegang peranan penting dan tidak dapat dipisah satu dengan yang lainnya karena saling mempengaruhi. Apabila fisik terganggu oleh suatu penyakit maka faktor fsikispun ikut terganggu. Oleh karena itu kesehatan fisik harus selalu dijaga agar tetap dalam keadaan sehat.
Dengan demikian faktor psikis,
pemeliharaan dapat dilakukan dengan jalan pemeliharaan suasana lingkungan sehat
sehingga pikiran tetap jernih, serta perasaaan tenteram dan sebagainya,
menentukan karena segala kegiatan dalm mencapai prestasi memerlukan pembiayaan
yang cukup besar.
b.
Faktor-faktor eksternal (dari dalam atlet)
1. Lingkungan
keluarga
Keluarga dapat dinyatakan sebagai suatu kelompok atau unit terkecil dari masyarakat yang didalamnya terdapat hubungan erat antara anggota-anggotanya. Orang tua dalam suatu keluarga mendidik anaknya secara kodrati dengan memberi dorongan.
Keluarga dapat dinyatakan sebagai suatu kelompok atau unit terkecil dari masyarakat yang didalamnya terdapat hubungan erat antara anggota-anggotanya. Orang tua dalam suatu keluarga mendidik anaknya secara kodrati dengan memberi dorongan.
2. Latihan
Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu, prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang (Rusli Nursalam, 1990 : 19).
Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu, prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang (Rusli Nursalam, 1990 : 19).
Petunjuk
latihan
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan kebutuhan latihan bagi para pelempar, jika terdapat perbedaan hanya terdapat pada latihan tehnis yang dilakukan (Sugito, 1994 : 232).
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan kebutuhan latihan bagi para pelempar, jika terdapat perbedaan hanya terdapat pada latihan tehnis yang dilakukan (Sugito, 1994 : 232).
Secara garis besar disamping
kebutuhan latihan untuk meningkatkan kebutuhan tehnik nomor lempar yang dipilih
para pelempar membutuhkan latihan-latihan sebagai berikut :
1. Latihan
kekuatan
Pelempar yang ingin berhasil harus mengembangkan kekuatan otot-ototnya dengan latihan beban atau weight training. Prinsip-prinsip weight training adalah kesedian untuk mengulang-ulang apa yang dipelajari. Gerakan dilang berkali-kali sehingga pada akhirnya gerakan-gerakan itu dapat dilaksanakan tanpa memikir, segala sesuatu sudah berlangsung secara otomatis, cepat dan efesien. Latihan harus cukup berat sehingga dapat merangsang adaptasi-adaptasi dalam badan. Latihan yang ringan tidak akan menimbulkan kemajuan dalam kemampuan begitu pula sebaliknya. Latihan-latihan harus ditingkatkan, latihan harus teratur. Pada akhirnya kemampuan berprestasi ini dibatasi oleh bakat yang tersimpan didalam anak (Bambang Wijanarko, 1994 : 113).
Dalam memilih macam latihan hendaknya disesuaikan dengan nomor lempar yang diikuti, pada masa persiapan tahap kedua dapat dilakukan 2 kali dalam seminggu, dan pada masa perlombaan masih dapat dilakukan sekali seminggu.
Pelempar yang ingin berhasil harus mengembangkan kekuatan otot-ototnya dengan latihan beban atau weight training. Prinsip-prinsip weight training adalah kesedian untuk mengulang-ulang apa yang dipelajari. Gerakan dilang berkali-kali sehingga pada akhirnya gerakan-gerakan itu dapat dilaksanakan tanpa memikir, segala sesuatu sudah berlangsung secara otomatis, cepat dan efesien. Latihan harus cukup berat sehingga dapat merangsang adaptasi-adaptasi dalam badan. Latihan yang ringan tidak akan menimbulkan kemajuan dalam kemampuan begitu pula sebaliknya. Latihan-latihan harus ditingkatkan, latihan harus teratur. Pada akhirnya kemampuan berprestasi ini dibatasi oleh bakat yang tersimpan didalam anak (Bambang Wijanarko, 1994 : 113).
Dalam memilih macam latihan hendaknya disesuaikan dengan nomor lempar yang diikuti, pada masa persiapan tahap kedua dapat dilakukan 2 kali dalam seminggu, dan pada masa perlombaan masih dapat dilakukan sekali seminggu.
2. Latihan
kecepatan
Seorang pelempar tidak hanya harus kuat, tetapi juga mampu bergerak dengan cepat. Bagi pelempar, kecepatan akan memberikan kekuatan eksplosif yang sangat berguna untuk meningkat prestasi lempar. Latihan kecepatan bagi para pelempar dapat berupa : lari 30 meter, loncat tegap, jingkat 3 kali dan pul-up.
Seorang pelempar tidak hanya harus kuat, tetapi juga mampu bergerak dengan cepat. Bagi pelempar, kecepatan akan memberikan kekuatan eksplosif yang sangat berguna untuk meningkat prestasi lempar. Latihan kecepatan bagi para pelempar dapat berupa : lari 30 meter, loncat tegap, jingkat 3 kali dan pul-up.
3. Latihan daya
tahan
Seorang pelempar juga harus mempunyai daya tahan. Ini dapat dicapai dengan latihan gross country serta lari interval.
Seorang pelempar juga harus mempunyai daya tahan. Ini dapat dicapai dengan latihan gross country serta lari interval.
4. Latihan
kelincahan dan keterampilan
Seorang pelempar harus juga memiliki kelincahan dan keterampilan. Ini dapat dicapai dengan latihan : senam lantai dan senam ketangkasan, loncat tali (rope skiping).
Seorang pelempar harus juga memiliki kelincahan dan keterampilan. Ini dapat dicapai dengan latihan : senam lantai dan senam ketangkasan, loncat tali (rope skiping).
E. Pengaruh Panjang Tangan Terhadap
Prestasi Lempar Cakram
Pengaruh lengan terhadap prestasi
lempar pada umumnya sangat besar, ditinjau dari fungsi lengan sebagai penahan,
pemegang dan sebagai alat lemparan terakhir dengan gaya lenting. Fungsi lengan
dalam lemparan ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan otot lengan adalah
kekuatan otot-otot atau kelompok otot untuk mengatasi suatu beban dalam
menjalankan suatu aktivitas (Abdul Hamid Syeeh Nur, 1993 : 135).
Makin tinggi dan besar pelempar
cakram, makin baik adanya. Pelempar dengan lengan panjang akan lebih
menguntungkan daripada berlengan pendek. Sebab lengan yang panjang mempunyai
jangkauan ayunan yang lebih jauh
(Winarno surachman, 1992 :20).
Menunjukkan bahwa bukti akan kebenaran pendapat diatas. Oleh karena itu para Pembina olahraga khususnya pelempar cakram perlu kiranya memperhatikan postur atau bentuk tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno HP, 1985).
Menunjukkan bahwa bukti akan kebenaran pendapat diatas. Oleh karena itu para Pembina olahraga khususnya pelempar cakram perlu kiranya memperhatikan postur atau bentuk tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno HP, 1985).
Seorang yang mempunyai tubuh yang
lebih tinggi dan besar sudah jelas mempunyai jangkauan yang lebih jauh daripada
yang mempunyai bentuk tubuh pendek yang pada gilirannya tidak akan mampu
melempar yang lebih jauh.
Gambar Lapangan Lempar
Cakram
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar